Cara Perhitungan Upah Kena Pajak PPh 21 Terlengkap beserta Contoh Kasus dan Penyelesaiannya
Setiap profesi yang ada penghasilan maka ada potensi pajaknya juga, tak luput dari kerjaan yang bergaji atau berpenghasilan tinggi saja yang kena pajak, bahkan tukang pun berpotensi kena pajak, yaa jeals sih misal ada tukang (namanya aja tukang) tapi membangun jalan tol yaa beda kan penghasilannya dengan tukang angkut, tukang parkir dan profesi pertukangan lainnya. Tukang parkir saja per motor dikenakan 2.000 rupiah kalikan aja misal sehari bisa dapat ratusan bahkan ribuan motor kan lumayan yaa (bukan saya ngiri pada kang parkir yaa jadi saya buat tulisan seperti ini) sebal sih enggak juga sama kang parkir kan mereka jagain yaa, belanja kena parkir, enak-enakan makan kena parkir, berduit juga yaa kang parkir itu (yang jelas lebih banyak duitnya dari pada saya yang nunggu banyak penonton dulu hasilnya baru beberapa perak) tapi dibalik itu semua mereka itu bayar pajak lohhh,, jadi yang enak siapa ?? kang parkir atau yang ngenain pajak ?? yang enak yaa masyarakat lahh kan mereka nikmatin pajak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata tukang adalah orang yang mempunyai keppembacaian dalam suatu pekerjaan tangan (dengan alat atau bahan yang tertentu). Jadi, kuli bangunan atau disebut juga tukang bangunan adalah sebuah profesi pekerjaan dalam bidang rancang bangunan yang memiliki keahlian dalam sebuah pekerjaan proyek seperti: rumah, ruko, dan bangunan lainnya.
Tentang penghasilan yang dikenakan pajak itu masuk dalam kategori pajak penghasilan (pph) yang didalamnya itu berisikan upah baik pegawai tidak tetap, tenaga kerja lepas, buruh harian, dan masih banyak lagi yang masuk kategori pph 21 yang mana pph 21 ini untuk wajib pajak orang pribadi.
Istilah yang digunakan untuk penghasilan karyawan tidak tetap adalah imbalan atau upah harian, mingguan, atau upah borongan. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:
- Upah harian, yaitu upah yang diperoleh karyawan secara harian.
- Upah mingguan, yaitu upah yang diperoleh karyawan secara mingguan.
- Upah satuan, yaitu upah yang diperoleh karyawan berdasarkan jumlah unit pekerjaan yang dihasilkan.
- Upah borongan, yaitu upah yang diperoleh karyawan berdasarkan penyelesaian suatu jenis pekerjaan tertentu.
Berikut contoh cara menghitung pajak penghasilan (pph) pasal 21 bagi pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas upah harian, upah satuan, dan upah borongan dalam situasi pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas dengan upah harian/ satuan/ borongan yang dibayar harian / satuan / borongan dan situasi dimana pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas dengan upah harian / satuan / borongan yang dibayar bulanan.
Upah Borongan
Salah satu faktor paling penting, jika Pembaca menggunakan jasa tukang bangunan. Dengan menggunakan sistem pemberian upah dalam bentuk borongan adalah terjadinya kesepakatan antara Pembaca. Dengan pihak tukang bangunan tersebut.
- Kategori pertama adalah Pembaca hanya memberikan upah kerja. Kepada tukang tersebut dalam artian tukang memborong pekerjaa hanya upah kerjanya saja. Sebab untuk material/bahan bangunannya sudah Pembaca siapkan sendiri.
- Kategori yang kedua adalah dengan menerapkan sistem borongan keseluruhan. Termasuk upah tenaga kerja dan biaya pembelian material bangunan diserahkan sepenuhnya kepada tukang bangunan yang sudah Pembaca kontrak tersebut.
Jika Pembaca menggunakan jasa tukang bangunan borongan ada keunggulan dan kelemahannya.
- Keunggulannya terletak dari besaran upah yang diberikan cenderung murah. Apalagi jika hanya membayar tenaga dari tukang bangunan saja, sedangkan material bangunannya Pembaca siapkan sendiri.
- Sementara itu, untuk kelemahan dari pemberian upah tukang bangunan yang menggunakan sistem borongan, ini terletak pada kualitas hasil pekerjaannya. Jangan malas untuk mengawasi hasil pekerjaannya. Karena biasanya tukang bangunan borongan terbiasa bekerja terburu-buru tanpa memperhatikan kualitas. Karena mereka berfokus pada kecepatan menyelesaikan kerja agar mendapatkan keuntungan yang semakin besar.
Upah Tukang Bangunan Harian
Salah satu kelebihan dari menggunakan jasa tukang bangunan yang pembayaran upahnya menggunakan sistem harian. Adalah Pembaca bebas menghentikan pekerjaan dari tukang tersebut. Jika Pembaca merasa bahwa hasil pekerjaannya kurang memuaskan.
Sementara itu, kelemahan dari sistem ini adalah kurang praktis, sebab segala bahan/material bangunannya harus Pembaca siapkan sendiri. Menggunakan jasa tukang banguna harian juga berarti Pembaca harus lebih ekstra dalam mengawasi kinerjanya. Tentunya pembaca tidak ingin rugi bukan?
Hal seperti itu biasanya disebabkan karena ada oknum tukang bangunan nakal yang sengaja bermalas-malasan dalam bekerja. Sehingga semakin lama untuk menyelesaikan pekerjaannya yang berarti biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya tukang bangunan pun semakin besar.
Salah satu kelebihan dari sistem upah tukang banguna harian adalah tukang bangunan tidak memiliki kesempatan. Untuk menganggur atau bemalas-malasan. Sehingga Pembaca bisa lebih leluasa dalam membangun rumah yang sesuai dengan keinginan Pembaca.
Tentunya yang demikian sangat sesuai sebagai salah satu cara mengefisienkan pekerjaan tukang bangunan. Tapi sayangnya, Pembaca harus terlebih dulu menyiapkan semua material yang dibutuhkan. Jangan lupa pula untuk menjelaskan secara detail desain rencana pembangunan dan aturan yang harus mereka sepakati.
Maka dari itu, siapkan terlebih dahulu material dan gambaran kerja. Sehingga bisa mengefisienkan waktu kerja dari tukang banguna harian tersebut. Disarankan jika Pembaca ingin menggunakan tukang harian. Maka gunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kecil saja. Contohnya seperti mengecat ruang atau memasang keramik lantai yang sifatnya memerlukan ketelitian dan kerapian. Sedangkan untuk Stpembacar upah tukang banguna harian sendiri itu bervariasi sesuai kemampuan skill dan produktifitas tukang tersebut.
Semakin baik kualitas dan produktif pekerjaan yang dihasilkan. Maka akan semakin mahal pula bayaran yang akan mereka terima tiap harinya. Akan tetapi jika Pembaca merasa kerepotan dan tidak memiliki waktu yang banyak mengurusi rumah yang sedang Pembaca bangun.
Upah Lembur Tukang
Upah lembur akan muncul bila tukang bangunan melakukan pekerjaan lebih dari jam yang telah ditentukan pemerintah yaitu 8 jam kerja dalam sehari. Upah lembur wajib di bayarkan kepada pekerja sesuai dengan aturan dan kesapakatan yang telah berlaku.
Kompensasi upah kerja lembur ini berlaku dalam berbagai jenis pekerjaan, termasuk dalam pengupahan tukang bangunan. Akan tetapi upah lembur aka hilang jika tukang bangunan menggunakan sistem pengupahan borongan. Besaran upah lembur pekerja bangunan bervariasi tergantung pekerjaan apa yang mereka kerjakan dan skill pekerja yang melakukan lembur.
Nilai besaran yang akan mereka terima biasanya adalah 1 hari kerja dari nilai upah harian kerja mereka. Misal tukang bangunan bekerja dengan upah harian sebesar Rp. 130.000 / hari. Maka jika tukang tersebut melebihkan waktu pekerjaan lebih dari 8 jam kerja hingga larut malam. Maka pemilik pekerjaan wajib memberikan tambahan gaji kepada mereka sebesar 2x upah kerja harian mereka pada hari yang sama.
Besaran jumlah upah lembur tukang bangunan akan berbeda-beda tergantung jenis pekerjaan yang mereka lakukan keahlian yang mereka miliki. Akan tetapi secar ahak dan kewajiban semua tukang bangunan akan dianggap sama dan memiliki tanggung jawab yang sama pula.
Upah Minimum Tukang Bangunan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Terbagi menjadi dua yaitu satuan waktu dan satua hasil.
Upah berdasarkan satuan waktu itu terbagi menjadi tiga kategori yaitu harian, mingguan, atau bulanan. Yang tentunya harus dibayarkan kepada para pekerja secara tepat waktu sesuai dengan kesepakatan atau ketentuan yang telah dibuat.
Sementara itu, untuk penetapan upah tukang bangunan yang didasarkan pada kesepakata hasil kerja. Maka penetapan besarnya upah dilakukan pemilik pekerjaan berdasarkan pada hasil kesepakatan antara pekerja/buruh dengan pemilik pekerjaan.
Jika dalam hal ini yang dimaksud adalah gaji pekerja bangunan. Maka penetapan upahnya berdasarkan pada kesepakatan antara pihak pemilik proyek dengan pihak tukang bangunan. Gaji tukang bangunan akan berbeda – beda di setiap daerah dimana proyek yang akan di kerjakan, begitu juga dengan kesepakatan yang dibuat.
Sebagai contoh harga tukang bangunan di Semarang, Bandung, Jakarta dan Medan sudah pasti akan berbeda. Karena gaji akan di sesuaikan denga harga UMK dan UMR yang berlaku. Oleh sebab itu kontrak kesepakata harus dibuat di setiap lokasi proyek pembangunan yang akan dilakukan.
Ketentuan Khusus PPh 21 untuk Pegawai Tidak Tetap
Berikut adalah daftar ketentuan khusus pada PPh 21 untuk karyawan tidak tetap atau PKWT:
- Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 jika penghasilan karyawan dalam sehari belum melebihi Rp300.000.
- Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan karyawan dalam sehari sebesar atau melebihi Rp450.000, merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
- Apabila karyawan tidak tetap memperoleh penghasilan kumulatif melebihi Rp4.500.000 dalam 1 bulan, maka jumlah tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
- Rata-rata penghasilan karyawan dalam sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.
- PTKP yang sebenarnya adalah untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya.
- PTKP sehari dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya. Yaitu sebesar PTKP per tahun Rp54.000.000 dibagi 360 hari.
- Apabila karyawan tidak tetap tersebut mengikuti program jaminan atau tunjangan hari tua, maka iuran yang dibayar sendiri dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Ketentuan lain yang harus diketahui terkait ketentuan perpajakan untuk pegawai tidak tetap adalah Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 102/ PMK.010/2016 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan ada beberapa ketentuan yang harus Anda ketahui seperti:
PPh 21 pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya kurang dari Rp 450.000 per hari tidak dikenakan pemotongan penghasilan.
Ketentuan penghasilan tidak kena pajak itu tidak berlaku jika:
- Penghasilan bruto dimaksud jumlahnya melebihi Rp 4.500.000 sebulan
- Penghasilan dimaksud dibayar secara bulanan
- Penghasilan berupa honorarium
- Komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi.
Contoh Kasus Upah Harian
Rizal dengan status belum menikah pada bulan Maret 2022 bekerja pada perusahaan PT BAP dan menerima upah sebesar Rp 750.000 per hari. Berapa PPh 21 nya?
Berikut cara hitungnya:
- Upah sehari > Rp 450.000: Rp 650.000 – Rp 450.000 = Rp 300.000
- PPh 21 harian: 5% x Rp 200.000 = Rp 15.000
Pada hari ke-7, Rizal telah menerima penghasilan sebesar Rp 5.250.000 sehingga sudah lebih dari Rp 4.500.000, maka PPh 21 pada bulan Maret:
- Upah s/d hari ke 7: 7 x Rp 750.000 = Rp 5.250.000
- PTKP sebenernya: 7 x (Rp 54.000.000 / 360) = (Rp 1.050.000)
- PKP = Rp 4.200.000
- PPh 21 terutang: 5% x Rp 4.200.000 = Rp 210.000
- PPh 21 yang dipotong s/d hari ke 6: 6 x Rp 15.000 = (Rp 90.000)
- PPh 21 yang dipotong hari ke-7: Rp 120.000
Sehingga pada hari ke 7, Rizal menerima upah bersih sebesar:
- Rp 750.000 – Rp 120.000 = Rp 630.000
Maka jumlah PPh 21 per hari Rizal yang dipotong sejak hari ke-8 dan seterusnya adalah sebesar:
- Upah sehari: Rp 750.000
- PTKP sebenarnya: Rp 54.000.000 / 360 = (Rp 150.000)
- PKP = Rp 600.000
- PPh 21 terutang: 5% x Rp 600.000 = Rp 30.000
Cara Hitung untuk Upah Mingguan dan Upah Satuan
Hadi adalah seorang karyawan (belum menika). Pada bulan Januari 2020, Hadi bekerja sebagai tenaga kerja harian PT Pajak Gasan Banua dan mendapat upah Rp 150.000 untuk per jumlah unit TV yang dapat diselesaikan.
Dalam satu minggu (6 hari kerja) dia menyelesaikan 24 buah TV dengan total upah Rp 3.600.000. Jadi, berapa PPh 21 yang dikenakan pada Hadi?
Berikut cara hitungnya:
- Upah per hari: Rp 3.600.000 / 6 = Rp 600.000
- Upah di atas Rp 450.000: Rp 600.000 – Rp 450.000 = Rp 150.000
- PPh 21 terutang: 6 x (5% x Rp 150.000) = Rp 45.000
Cara Hitung untuk Upah Borongan
Tole mengerjakan sebuah event tahunan dengan upah borongan sebesar Rp 1.000.000, pekerjaan yang diselesaikan dalam 2 hari. Berapa PPh 21nya?
- Upah borongan sehari: Rp 1.000.000 / 2 = Rp 500.000
- Upah di atas Rp 450.000: Rp 500.000 – Rp 450.000 = (Rp 50.000)
- PPh 21 terutang: 2 x (5% x Rp 50.000) = Rp 5.000
Cara Hitung untuk Upah Bulanan
Mutia sudah menikah tapi belum memiliki anak bekerja pada agensi periklana dengan dasar upah harian yang dibayarkan bulanan. Dalam bulan Januari 2022, Mutia hanya bekerja 20 hari dengan upah sehari sebesar Rp 250.000. Jadi berapa PPh Mutia di bulan Januari?
Berikut cara hitungnya:
- Upah Januari 2022: 20 x Rp 250.000 = Rp 5.000.000
- Penghasilan neto setahun: Rp 5.000.000 x 12 = Rp 60.000.000
- PTKP K/0 = (Rp 58.500.000)
- PKP: Rp 60.000.000 – Rp 58.500.000 = Rp 1.500.000
- PPh 21 terutang setahun: 5% x Rp 1.500.000 = Rp 75.000
- PPh 21 terutang sebulan: Rp 75.000 / 12 = Rp 6.250
Setiap penghasilan ada pajakya tapi jangan langsung kaget dulu, telaah dan pelajari terlebih dahulu yaa ketentuannya agar tidak salah baik untuk diri kita sendiri ataupun orang lain, semoga bermanfaat ^_^